PALI,retromedia id- Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUTR) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) memastikan tidak ada proyek asal jadi yang lolos begitu saja. Kepala Dinas PUTR PALI, Ristanto, bahkan turun langsung ke lapangan untuk meninjau pembangunan jalan Talang Akar–Batas Kabupaten Muba, Selasa (30/9/2025).
Proyek peningkatan jalan senilai Rp 3,49 miliar dari APBD 2025 ini langsung mendapat sorotan tegas. Pasalnya, Ristanto menemukan adanya pembangunan siring drainase yang dinilai keliru, karena posisi dinding lebih tinggi dari badan jalan. Sehingga hal itu tidak dibenarkan karena air nanti malah menggenangi jalan.
“Hal ini bisa jadi karena penggalian kedalaman drainase yang tidak sesuai. Sehingga dinding drainase ditinggikan. Solusinya, yang pertama dibongkar drainase tersebut dan dibuat baru, atau dinding drainase tadi direndahkan, serta pembangunan dialihkan ke jalan yang lain untuk mencukupi volume pekerjaan,” tegasnya.
Kemudian terkait bangunan cor yang lama, ada yang tidak dibongkar ada juga yang dibongkar, Ristanto menjelaskan bahwa hal itu bisa dilakukan, selama bangunan cor yang lama masih bagus dan bisa digunakan.
“Solusinya tadi, pembangunan di ruas jalan cor lama yang masih bagus, dialihkan untuk mencukupi volume sesuai dengan RAB,” terangnya.
Mantan Kepala Bapenda Kabupaten PALI itu, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir pekerjaan yang asal-asalan dan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
“Secara visual, pembangunan jalan ini sudah bagus. Tapi untuk kualitas pembangunan, kami belum bisa memastikan, karena harus dilakukan core dan uji laboratorium terlebih dahulu,” ungkapnya.
Ia juga memastikan tidak akan membayar suatu pekerjaan jika pelaksanaan pembangunan tidak sesuai dengan RAB yang dibuat.
“Kalau kami bayar, maka tentu akan menjadi masalah buat kami. Karena nantinya pekerjaan tersebut akan ditinjau dan diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Jadi kami tegas sejak awal, demi mewujudkan pembangunan kabupaten PALI bermutu, mewujudkan PALI Maju, Indonesia Emas,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Talang Akar, Sunarto, mengapresiasi pembangunan jalan di wilayahnya. Namun ia berharap kontraktor lebih terbuka dalam berkomunikasi dengan pemerintah desa.
“Kadang warga bertanya ke saya soal perubahan pekerjaan, sementara saya sendiri tidak diberi penjelasan. Jadi lebih baik ada komunikasi yang baik,” ujarnya.(Sendi)